Minggu, 06 Desember 2009

Belajar Internet yang memuaskan

Ini hanya perbedaan persepsi saja, jangan takut akan ditipu atau bagaimana tetapi tataplah masa depan... sudah mau hampir 2010. masa kita tidak melek akan dunia internet..
saya sarankan anda unutk bergabung dengan saya..
dan begini ceritanya..

Teman saya, Donny Wijaya bagi - bagi GRATIS all new honda jazz RS
otomatis Rp 221,500,000, sepeda motor mega pro CW seharga Rp 22,000,000, iphone 3GS 32GB factory unlock seharga Rp 10,000,000, blackberry
bold XL seharga Rp 6,000,000, blackberry gemini XL seharga Rp 3,500,000 dan berbagai
hadiah eksklusif lainnya!
Segera bergabung GRATIS sekarang juga!
=>http://www.donnywijaya.com/bagimobiljazz/?gratis=11081

Tetapi kesempatan GRATIS ini GRATIS hanya terbatas untuk beberapa orang lagi saja!
Segera bergabung sekarang juga!
=>http://www.donnywijaya.com/bagimobiljazz/?gratis=11081

Selasa, 14 Juli 2009

JANGAN TAKUT MENULIS

Menulis pada dasarnya melakukan apa saja, bebas sesuai dengan apa yang kita pikirkan pada saat itu. Ada istilah, menulis sama halnya ketika kita menulis diary, segala macam emosi, perasaan, ditulis didalam satu buku yang bernama diary. Jika melihat begitu tentu saja sangat mudah, tetapi apakah tulisan kita tidak ingin dibaca oleh orang? Kita pikirkan baik-baik jika kita hanya menulis sesuatu yang cenderung sekedar menuruti kemauan dan kata hati saja tanpa ada sesuatu yang di dapat oleh si pembaca, maka kita melakukan hal yang sia-sia belaka. Lalu bagaimana dengan respon pembaca? Apakah mereka akan tetap berminat membaca tulisan kita? Jika pembaca tidak berminat lagi, maka kita tak akan mendapatkan umpan balik untuk membenahi kemampuan kita dalam menulis. Oleh karena itu menulis bukan sekedar menuangkan begitu saja apa yang ada dalam otak kita, dan menulis itu ada caranya sendiri ternyata.

Dan sekarang pertanyaannya adalah bagaimana cara menulis yang baik? Terkadang ketika sudah mulai menulis tiba-tiba mandeg di tengah jalan. Terkadang beribu ide sudah ada di kepala, namun susah untuk menuangkannya ke dalam bentuk tulisan. Kadang-kadang kita duduk untuk menulis dan tidak ada yang muncul dalam pikiran. Kita mungkin menganggap hal itu sebagai hambatan penulis, namun jika ditelaah lagi seharusnya itu dianggap sebagai kurang perencanaan. Jika kita sudah merencanakan sebelumnya apa yang akan kita tulis, maka seluruh proses kegiatan menulis akan jauh lebih sederhana. Apa saja perencanaan itu?
Mungkin banyak artikel yang membahas tentang tata cara menulis yang baik, bahkan sekarang banyak bermunculan buku-buku yang membahas teantang dunia kepenulisan. Maka tulisan ini di buat hanya untuk menghangatkan otak kita saja tetang bagaimana menulis yang baik. Bagaimana cara menulis dengan efisien dan efektif. Ada banyak cara yang dapat digunakan seorang untuk bisa menulis. Setiap orang berbeda-beda dalam menuangkannya, dan ini hanya sedikit tips dari apa yang saya tahu dan dari berbagai sumber juga materi perkuliahan :

1.Menentukan tema atau topik.
2.Mencari data Lakukanlah semua hal yang diperlukan untuk mendapatkan data yang kita inginkan, banyak cara untuk mendapatkan data untuk tulisan kita. misalnya dengan membaca, mencatat, observasi, dll.
3.Membuat kerangka atau outline agar tulisan kita atau cerita yang akan kita kembangkan tetap konsisten karena kita sudah membuat outline terlebih dahulu.
4.Mulai menulis..
5.Mengoreksi hasil tulisan. Revisi lagi tulisan kita apabila terdapat kesalahan, termasuk kesalahan ketik, tata bahasa dll.

•Topik
Memilih topik sebenarnya tidaklah terlalu sulit. Hanya saja, bagi penulis pemula memilih topik sama beratnya dengan membuat judul atau isi tulisan. Padahal, tema atau topik yang bisa diangkat menjadi tulisan begitu banyak dan mudah kita dapatnya. di kalangan remaja. Sebagai latihan aja kan? Mungkin kok. Coba deh!
Meski demikian, ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam memilih topik:
•Cari yang sedang menjadi tren.
•Atau bisa juga kita menciptakan tren.
•Pilih yang dekat dengan kebanyakan sasaran pembaca kita.
•Hindari topik yang tidak kita kuasai atau menimbulkan polemik yang tak perlu.
•Biasakan berlatih mengikuti peristiwa yang berkembang untuk bahan tulisan.

•Data
Alangkah bagusnya dalam membuat tulisan kita mencari data, yang akhirnya akan membuat tulisan kita menjadi lebih berisi.
•Outline
Dengan membuat kerangka tulisan, kita akan mudah untuk menentukan maksud dan arah tulisan. Bahkan kita juga bisa berhemat dengan kata-kata, termasuk pandai memilih kosa kata yang pas untuk alur tulisan kita. Beberapa panduan untuk membuat kerangka tulisan:
•Paparkan fakta-fakta seputar tema yang akan kita bahas.
•Lakukan penilaian atas fakta-fakta itu. Sudut pandang rasional dan syariat.
Kumpulkan bahan-bahan pendukung argumentasi kita.
•Kesimpulan.

•Mulai menulis
Belajar menulis tak perlu menunggu lama-lama, jika punya computer pakai computer, jika tidak, kita masih punya tangan jadi cukup dengan kertas atau bolpoin. Tuangkan pikiran gagasan dengan tulisan pada kertas tersebut. Belajar apa pun termasuk menulis tidak mungkin sekali jadi. Karena itulah setiap calon penulis harus memiliki semangat dan keberanian mencoba. Tanpa mencoba kita tidak mungkin menemukan pilihan tepat untuk kata kalimat pertama tulisan, kalimat kedua dan selanjutnya.

Untuk lebih mempermudah dalam menulis kita juga bisa menggunakan Diagram Balon atau Bubble Diagram. Diagaram Balon berfungsi sebagai kerangka penulisan, karena biasanya kerangka dibuat dengan bentuk baris tiap baris seperti daftar isi. Kali ini kita bisa mnggunakan Diagram Balon. Dan menurut apa yang sudah saya coba dan lakukan, dengan menggunakan diagram balon saya lebih mudah dalam menuangkan ide-ide. Kita hanya menuliskan 1 kata sebagai induknya, lalu dipaparkan dengan sub judul lainnya.
Tahapnya seperti ini. Saya kutip dari artikel Didik Wijaya, dan juga dari dosen yang membimbing saya.
1. Pertama kita gambar beberapa buah balon, dan setiap balon tersebut diberi label atau tema kemudian setiap balon di beri deskripsi karakter masing-masing.
2. Misalnya di dalam 4 buah balon diisikan dengan label hero, heroine, conflict dan resolution. Kedua label pertama merupakan karakter fiksi tersebut. Kemudian di setiap balon karakter diberikan deskripsi masing-masing karakter.
3. Tarik garis dari balon karakter menuju konflik kemudian tuliskan di garis tersebut apa kepentingan masing-masing karakter sehingga menjadi konflik. Kemudian buat garis menuju resolusi dan buat alternatif resolusi yang akan terjadi.
4. Kemudian tuliskan di garis tersebut apa kepentingan masing-masing karakter sehingga menjadi konflik. Kemudian buat garis menuju resolusi dan buat alternatif resolusi yang akan terjadi.
5. Anda juga dapat menambahkan beberapa karakter lagi, dan dengan cara yang sama membuat masing-masing resolusi dan konflik untuknya.

Tetapi semua terserah kita dan kembali kepada kita metode atau cara apa yang akan kita gunakan. Yang terpenting adalah kita nyaman dalam menulis. Kita harus punya keyakinan menulis itu mudah, dengan demikian proses menulis tak akan sesulit yang dibayangkan .Berbeda jika belum apa-apa sudah menganggap menulis itu susah, akibatnya segalanya benar-benar akan jadi terasa susah dan membingungkan.
Sekalipun banyak orang mengatakan menulis itu tidak mudah yakinlah sebenarnya menulis itu mudah, sangat mudah. Jadi jangan takut untuk menulis, jangan takut terbelenggu kaidah dan aturan. Misalnya kalau tidak sesuai dengan teori, tak cocok dll. Kesalahan harus dimaknai sebagai hal yang positif agar dapat menulis lebih baik lagi, semua orang bisa menulis. Hanya saja penyakit penulis itu adalah takut, malas, takut tulisannya tidak sempurna, tidak baik, tidak respon positif oleh pembaca dll.
Sesungguhnya menulis itu mudah dan menyenangkan. Mengapa? Karena lewat tulisan kita dapat menuangkan dan menyampaikan buah pikiran kita, semua unek-unek yang ada di kepala kita. Namun terkadang kitalah yang malas untuk menulis. Tapi setelah dicoba, sekali membuat sebuah tulisan, pasti kita akan ingin membuatnya lagi. Mulailah dengan membuat sebuah tulisan ringan, karangan, dll. Lalu tuangkan pikiran kita ke dalam bentuk tulisan.

Selasa, 24 Maret 2009

ending cerpen

Dua Sahabat yang Pintar

Tidak berpikir panjang Edi pun langsung meminta Sohib untuk mengantarkannya ke komplek Semesta Mutiara itu, dan setelah diantarkan ke komplek tersebut Edi dan Sohib bingung, dengan apa yang ia temukan seperti bau kunyit, lalu muncul dengan tulisan Semut E 11. Kalau Semut kan sudah di ketahui Semesta Mutiara tidak lain nama komplek. tetapi kalau bau kunyit apa yah? Apa mungkin arissa makan nasi kuning terus kunyitnya dituliskan di sapu tangan. Lalu E11 nya apa yah?
” Kamu ngerti gak hib, apa artinya E11? ” tanya Edi.
” Tidak tahu di, saya pun bingung! ” jawab Sohib dengan bingungnya.
Namun beberapa sat kemudian Sohib berkata, ” yang saya tahu Semesta Mutiara itu kan nama kompleks, atau perumahan. Nah, biasanya kalau komplek pasti terdiri dari beberapa blok rumah. Siapa tahu aja E11 itu blok rumah anak perempuan itu”. Ujar Sohib dengan pintarnya.
” Wah.. betul juga tuh! Kamu memang hebat!” puji Edi kepada Sohib.
” Langsung aja kita cari blok E11 itu, mungkin saja nama bloknya E dan nomor rumahnya 11.betul tidak hib? ” perjelas Edi.
” Oke betul pintar juga kamu!” puji balik Sohib kepada Edi.
Setelah melakukan pencarian ketemulah nomor yang dimaksud E11. rumah yang begitu mencolok dan bisa terbilang megah, yang bangunannya begitu mewah di bandingkan rumah yang lainnya. Tetapi tidak terlihat ada satu orang pun yang berada di rumah itu, bahkan yang keluar dari rumah itu pun tidak ada.
” Gimana nih hib, kita masuk aja atau jangan ?” tanya Edi.
” Gimana yah di, saya juga bingung masalahnya tidak ada satu orang pun yang terlihat, hanya ada seekor anjing saja yang menggonggong! ” jawab sohib dengan sedikit takut.
” Terus kita harus gimana donk udah sore lagi? ” keluh Edi.
” iya yah sudah sore, hm.. gimana kalau kita teruskan besok saja sehabis pulang sekolah? sekalian kita cari informasi lagi, setuju tidak? ” jawab Sohib dengan memberikan pilihan kepada Edi.
” iya deh saya setuju kita teruskan besok saja” tegas Edi.
Keesokan harinya sehabis pulang sekolah Edi pun janjian untuk bertemu dengan Sohib dan pergi ke komplek itu lagi.
” Di, ternyata betul rumah yang kita cari kemarin memang rumah anak perempuan yang diculik itu. ” ujar Sohib.
” Bagus deh kalau begitu berarti usaha kita tidak sia-sia kemarin! ” ujar Edi.
Setelah sampai dikomplek Semut dan tepat berada di depan rumah arissa itu, mereka bingung koq tiba-tiba banyak orang? Dan mobil-mobil mewah parkir disamping rumahnya, juga terlihat ada mobil polisi.
” Ada apa yah hib ?” tanya Edi dengan penasaran.
” Saya juga tidak tahu koq banyak orang yah? ” jawab Sohib dengan penasarn juga.
” Apa mungkin anak perempuan itu sudah ditemukan ? ” ujar Sohib dengan mengira-ngira.
” Atau mungkin ada yang meninggal, koq banyak orang yang memakai baju warna hitam-hitam yah? ” ujar Sohib lagi.
” eis... jangan ngawur kamu, jangan ngomong sembarangan akh... Saya makin penasaran jadinya ” jawab Edi dengan membantah dan penasaran.
” Daripada kita mengira-ngira, lebih baik kita masuk saja yuk ke rumah itu? ” ujar Edi dengan mengajak Sohib.
” Eh, tapi tunggu dulu di, itu bukan anak perempuan yang kamu maksud? ” ujar Sohib dengan menunjukan anak itu.
” Yang mana hib, tidak keliatan ? ” jawab Edi, sambil mencari-cari.
” Itu tuh yang sedang jalan kesana” ujar Sohib lebih menunjukan anak itu.
” Oya, beul saya ingat sekali anak itu” ya sudah langsung kita samperin aja yuk” ujar Edi dengan wajah yang ceria.
Mereka pun berbincang-bincang dan sesuai dengan yang dikatakan Edi ia akan mengembalikan sapu tangan itu jika bertemu dengan arissa.
” Nih... sapu tangan kamu yang terjatuh pa waktu itu” ujar Edi dengan memberikan sapu tangan tersebut.
” Oh iyah, terimakasih... kamu baik sekali masih menyimpan sapu tangan itu” jawab arissa dengan ramah.
” Oya, pada waktu itu saya melihat kamu di dalam mobil seperti ada yang ingin disampaikan, kenapa? Tanya Edi.
” Iya pada waktu itu saya ingin teriak, ingin kabur, ingin lari, ingin bicara, ingin memeinta tolong tetapi saya tidak bisa karena saya takut akan ancaman mereka, jadi yang bisa saya lakukan hanya menangis dan berdoa semoga saya bisa dibebaskan” ujar arissa bercerita.
” oh begitu, tapi untungnya syukur alhamdulillah kamu bisa bebas” ujar Edi.
” iya saya selalu berdo’a terus, dan untungnya kedua orang tua saya dengan cepat melaporkan ke polisi, sehingga polisi langsung mencari dan akhirnya kedua penculik itu pun tertangkap.” ujar arissa bercerita lagi.
Akhirnya mereka pun jadi berteman dan Edi senang sekali bisa mengembalikan sapu tangan itu. Edi, sohib, Arissa menjadi teman yang baik dan persahabatan mereka pun tidak bisa terpisahkan.

Selasa, 24 Februari 2009

Pak Jajang

Pak Jajang bekerja sebagai tukang becak, yang kesehariannya tidak lain menarik becak mempunyai anak istri yang kehidupannya sangat sederhana, bahkan sulit. Namun sekali-kali istrinya pun berdagang dengan berjualan gorengan. Pa Jajang tidak mengenal lelah, di pagi hari saat matahari mulai terbit ia sudah berada diluar, meninggalkan rumahnya dan mencari botol plastik minuman yang berserakan di halaman warga ataupun di tempat sampah yang nantinya akan dikilo agar mendapatkan uang. Di siang harinya sampai malam hari ia menarik becak. Pak Jajang dikena orang yang baik hati, ramah, dan pekerja keras.
Malam itu tak seperti biasanya, teman-teman Pak Jajang sudah pulang kerumahnya masing-masing dari jam biasanya. Tetapi Pak Jajang masih menunggu penumpang sapa tahu saja masih ada orang yang ingin naik becak di malam itu. Namun, tak satu pun penumpang kunjung tiba. Akhirnya Pak Jajang pun memutuskan untuk pulang saja. Pada saat diperjalanan, tiba-tiba Pak Jajang melihat ada orang tergeletak di samping pepohonan. Lalu, ia menghentikan becaknya dan langsung mengahampiri orang tersebut. Tergeletak secara ”tengkurep” sehingga tidak terlihat jelas wajah orang itu, tetapi jika melihat dari segi pakaian nampaknya dari orang berada. Di malam itu tidak ada orang satupun yang ada hanya terdengar suara kodok, dan burung yang melintas. Ketakutan pun merasuki pikiran Pak Jajang, bingung, bertanya-tanya, dan tidak tahu apa yang harus dilakukan apa ia harus lari atau menolong lelaki itu.
Namun entah apa yang membuat hati Pak Jajang tergerak untuk menolong dan membawa orang itu ke rumahnya.
Pak Jajang segera membangunkan istrinya dan menyuruh membuatkan teh hangat juga mie instant. Setelah matang lalu mie itu disuapkan kepada lelaki tidak dikenal itu.
”Saya ingin tahu dari mana anda berasal, ”tanya Pak Jajang. ”Saya berasal dari Indramayu” jawab lelaki itu dengan muka yang membingungkan, kemudian ia melanjutkan percakapan itu, ”Saya seorang pengantar barang makanan yang saat itu mengantarkan ke daerah Jawa. Namun saya dirampok oleh beberapa orang yang saya tidak ketahui dan akhirnya saya pun tersesat dan kelaparan.
Setelah mendengar pengalaman hidup orang itu Pak Jajang bertanya, setelah ini anda mau kemana?”
”Saya ingin sekali pulang,” kata laki-laki itu, ”saya punya istri dan anak. Merekan tentu sangat mengharapkan kepulangan saya. Saya juga merindukan mereka. tetapi, apakah mungkin, saya bisa pulang? Kampung halaman saya sangat jauh dari sini sehingga saya perlu biaya cukup besar, padahal saya sudah tidak punya apa-apa lagi.”
Pak Jajang berkata ”Aku akan menolongmu”
”Terima kasih, Pak! Engkau sungguh berhati mulia,” kata lelaki itu.
Keesokan harinya lelaki itu pun diantarkan. Lima bulan telah berlalu. Pak Jajang dan istrinya tetap hidup dengan rukun damai. Ketika, Pak Jajang sekeluarga sedang dirumah, tiba-tiba datang seseorang sambil berkata, ”saya ingin bertemu Pak Jajang.”
”Ya, saya Pak Jajang,”jawab Pak Jajang agak terkejut.
”Saya akan menyampaikan kiriman dari orang yang pernah Bapak tolong di jalan,” kata orang itu sambil menyerahkan kantong yang tidak jelas.
Setelah menerima kantong itu, Pak Jajang segera membukanya ternyata makanan yang dibungkus dan terlihat uang cukup banyak di kantong itu. ”Alhamdulillah ” teriak anak dan istri Pak Jajang. Pak Jajang pun membeli segala keperluan yang dibutuhkan. Tidak mengherankan kalau Pak Jajang kemudian hidup bahagia lahir dan batin.

Selasa, 03 Februari 2009

Judul Buku : Senja di San Francisco
Penulis : Deddy Mulyana
Penerbit :PT. REMAJA ROSDAKARYA
Tebal : 245 halaman

Kehidupan Islami di Luar Negri

Jika mendengar nama Prof. Dr. Deddy Mulyana maka yang terekam dalam benak saya adalah beliau pakar komunikasi tapi siapa sangka sebelum terjun dan menulis buku mengenai komunikasi ternyata pa.deddy ini sudah menggeluti dalam tulis-menulis cerpen, dansudah banyak pula cerpen yang dihasilkan beserta terjemahannya. apa yang ia lihat, dengar dan baca. Lewat berbagai kisah, pembaca akan dibawa dan mengetahui nuansa Islami dan kehidupan kaum muslim Amerika, serta berbagai aspek budaya negara adidaya itu. Misalnya, bagaimana kisah seorang pemuda Indonesia yang melacak kakak perempuannya yang sempat terperosok dalam kehidupan glamour, seperti terluis dalam cerpen "Senja di San Fransisco." Misalnya cerita seorang muslimah berkulit hitam yang akan berpisah jauh dari ayahnya yang nonmuslim dalam cerpen "Keberangkatan", bagaimana seorang muslim Amerika keturunan Yahudi yang menghabiskan hari Idul Fitri-nya yang pertama dalam "Lebaran di Marion", juga bagaimana istiqamahnya, keteguhanya seorang siswi berdarah Pakistan di sebuah sekolah menengah dalam mempertahankan akidahnya di tengah-tengah tradisi jahiliyah modern dalam cerpen "Nishat Khan."
Setelah melihat sub bab, pada buku ini begitu “ngiris” dan ingin tahu lebih dalam mengenai isi cerita ini, terutama saya karena baru sekarang saya menginjak di dunia komunikasi dan yang saya tahu pa.deddy mulyana ini pakar komunikasi, maka jika melihat cerpen ini sangat menarik disimak. Suasana yang diceritakan saling mendukung dengan gaya bahasa yang bersahaja, mengalir, ringan namun tidak berarti gampangan. Meskipun sebagai karya fiksi, sebagian besar cerpen dalam buku ini terilhami oleh pengalaman Deddy sendiri selama studi di Amerika Serikat (1984-1986), jejak perjalanannya ke berbagai pelosok negeri tiu, dan hasil bacaannya tentang kaum muslim Amerika yang ia reguk selama di sana. Nyaris semua kota yang melatarbelakangi keduapuluh cerpen dalam buku ini pernah penulis kunjungi. Tentu saja tokoh-tokoh yang ditampilkan semuanya sekadar imajiner, sekalipun peran ketokohannya itu mengandung kemiripan –dalam derajat yang berlainan- dengan apa yang ia lihat, dengar dan baca. Meskipun sebagai rekaan semata, sebagian besar cerpen dalam buku ini terilhami oleh pengalaman Deddy sendiri selama studi di Amerika Serikat (1984-1986) di Nothern Illinois University (NIU), Dekalb, untuk memperoleh gelar Master of Arts., jejak perjalanannya ke berbagai pelosok negeri itu, dan hasil bacaannya tentang kaum muslim Amerika yang ia reguk selama di sana. Nyaris semua kota yang melatarbelakangi keduapuluh cerpen dalam buku ini pernah penulis kunjungi. Tentu saja tokoh-tokoh yang ditampilkan semuanya sekadar imajiner, sekalipun peran ketokohannya itu mengandung kemiripan –dalam derajat yang berlainan- dengan apa yang ia lihat, dengar dan baca. Ada peribahasa bahwa, “Pengalaman adalah guru yang terbaik” boleh juga di modifikasi “pengalaman (bacaan) adalah ilham yang terbaik “
Betul sekali, terdapat jutaan muslim di Amerika, baik muslim pribumi, muslim yang lahir di negri itu maupun muslim pendatang yang tinggal sementara atau untuk selamanya di sana. Setiap individu muslim pastilah memiliki episode-episode kehidupan, seperti (percintaan, studi, karir, perkuliahan, pekerjaan, kehidupan berumah tangga dan beragama yang diwarnai dengan babak keberhasilan, kebahagiaan, kekecewaan, kebosanan, atau bahkan tragedy). Sebagian tema cerpen dalam buku ini boleh jadi mirip dengan episode-episode kehidupan yang dialamai segelintir dari sekian juta muslim Amerika tersebut.
Ini cerpen yang bagus. Settingnya luar negri, namun tidak mengada-ngada, jalinan flashback yang manis antara masa lampau dan kini berjalan mulus dan wajar. Kejutan cerita yang disuguhkannya bukan hanya punya nilai nikmat niburan ceruta, tetapi juga mengandung misteri jiwa manusia. Pa.deddy mengatakan menulis cerpen adalah hobi lama untuk mengisi waktu senggang, alih-alih sebagai profesi, juga pa.deddy tidak berpresentasi sebagai seorang cerpenis, apalagi sastrawan, bahakan terlalu implistik jika mengkatagorikan seorang sastrawan atau bukan, contoh saja seorang penyanyi bisa sekaligus sebagai novelis, dan presenter tv, sorang ilmuwan bisa sekaligus sebagai penyair,politikus dll. Yang penting setiap tulisan seyogianya bernilai konstruktif. Maka berusaha menyisipkan nilai-nilai itu sekecil apapun nilai tersebut, hidup adalah amanah tuhan. Maka semestinya aktivitas, tulisan, harus kita pertanggungjawabkan di hadapan-Nya kelak.


Judul Buku : Televisi sebagai Media Pendidikan
Penulis : Drs. Darwanto, S.S
Penerbit : Pustaka Pelajar, Yogyakarta
Tebal : 347 halaman.

Televisi Melekat di Hati

Hampir setiap menit, jam, hari ataupun bulan orang tidak lepas dari yang namanya televisi. Dari kalangan bawah, menengah, sampai keatas pun tidak bisa dielakan lagi televisi sebagai media massa yang sangat potensial dalam segi penyampaian informasi, berita, atau hiburan. Mengapa televisi jawabannya simple, karena audio visual bisa melihat gambar yang bergerak juga suara (auditif). Namun jangan salah televisi dapat dengan mudah mempengaruhi khalayaknya, karena fungsi televisi yaitu hiburan, informasi, edukasi sosial, juga kontrol sosial. Tidak sedikit pula akibat tayangan televisi begitu berpengaruhnya terhadap khalayak baik itu positif ataupun negatif, contoh jika melihat gaya artis dalam sinetron, baik dari segi tata rambut, fashion, cara berpakaian, atau pun cara berbicara mereka mengikuti karena tidak ingin ketinggalan zaman khususnya remaja, apalagi jika sudah mengidolakan seseorang. Apa yang sedang trend saat ini diikuti, artis wanita dengan gaya rambut pendek, make-up minimalis dll.

Jika melihat sisi negatifnya, contoh tayangan smack down yang digemari oleh anak-anak, akibatnya si anak mengikuti gerakan jagoannya entah itu gaya menendang, memukul, atau membanting. Dan dipraktekanlah kepada temannya, maka tidak heran jika melihat di berita si anak patah tangan karena mengikuti gerakan tersebut. Dan akhirnya tayangan itu pun ”diberhentikan” televisi tidak bisa dikatakan sebagai media pendidikan. Contoh lain sebuah program talk show sekelas ”empat mata” saja bisa diboikot oleh kpi dan ”diistirahatkan”, karena dinilai tidak pantas untuk ditayangkan dan televisi saat itu tidak bisa dikatakan sebagai media pendidikan.

Pada buku ini penulis tidak langsung membahas mengenai televisi sebagai media pendidikan, namun pada awal buku ini dijelaskan dulu mengenai arti dan pentingnya komunikasi, jenisnya, prosesnya, fungsi, ciri-ciri, juga beberapa definisi dari pakar komuniakasi berkenaan model komunikasi, metode, tujuan, juga bagan-bagan proses komunikasi dengan berbagai macam. Setelah diberikan penjelasan mengenai komunikasi pembaca dibukakan pandangan dengan televisi sebagai media massa, disana termasuk komunikasi massa, fungsi media massa, tujuan, komponen, dll. Maka bagus juga untuk mahasiswa yang mengambil jurusan komunikasi.

Semula dinilai bahwa televisi siaran kurang bermanfaat dalam dunia pendidikan, hal ini mengingat biaya operasionalnya yang cukup mahal, tetapi kemudian muncul pendapat yang berlawanan, yang menyatakan bahwa televisi sebagai media massa sangat bermanfaat dalam memajukan pendidikan suatu bangsa. ”Menurut Dr. Jack Lyle, televisi dengan gambar audio visualnya sangat membantu dalam mengembangkan daya kreasi kita, hal ini seperti diungkapkan oleh Walter Lippman beberapa tahun lalu, bahwa dalam pikiran kita ada semacam ilustrasi gambar dan gambar-gambar ini merupakan suatu yang penting dalam hubungannya dengan proses belajar, terutama sekali yang berkenaan dengan orang, tempat dan situasi yang tidak setiap orang pernah ketemu mengunjungi atau telah mempunyai pengalaman.”
Jika membuat sebuah program acara pendidikan, dengan pengalaman tiruan yang didapat justru akan memberikan kesan yang mendalam bagi penonton, dan inilah salah satu karakterisitik media televisi yang sangat baik dimanfaatkan untuk merencanakan program siaran pendidikan yang berkualitas, sebab akan membuat khalayak penonton tertarik pada hal-hal baru, dan mempunai keinginan untuk tahu, dampak ini merupakan gejala kejiwaan, dimana khalayak merasakan adanya perubahan emosinya, kesenangan, kesedihan, kegembiraan,kesusahan, percintaan dan sebagainya. Juga media massa mempunyai kelemahan yaitu sifat komunikasinya yang hanya satu arah, sehingga khalayak penonton menjadi pasif, artinya penonton tak bisa memberikan tanggapan-tanggapann secara langsung. Karena itu tak mengherankan kalau ada beberapa pendapat yang mengatakan, televisi sebagai media massa yang mendorong orang untuk bermalas-malasan. Bahkan cenderung berpengaruh negatif terhadap tingkah laku dan sikap seseorang.
Pada buku ini, sedikit sekali pembahasan mengenai judul buku tersebut hanya beberapa halaman saja, yang seperti apa sih televisi sebagai media pendidikan itu masih belum bisa saya temui, justru yang banyak djelaskan disini mengenai teknis dunia pertelevisian, cara produksinya, sudut pengambilan gambar, produser yang kerja dalam tim, artis, istilah-istilah dalam syuting dll. Walaupun demikian buku televisi sebagai media pendidikan cukup bagus da tetap layak untuk dijadikan bahan referensi ataupun bahan ajar kita apalagi jika melihat didalmnya banyak membahas mengenai proses produksi yang cocok sekali khusunya para mahasiswa komunikasi jurusan penyiaran dan juga bermanfaaat bagi mereka yang ingin terjun di dunia pendidikan serta dunia penyiaran televisi indonesia.


Minggu, 23 November 2008


RESENSI Buku Mengikat Makna.
Kiat – kiat bagaimana cara memikat sebuah buku : Ada banyak jalan menuju Roma. Demikian juga, ada banyak cara menampilkan buku agar memiliki “daya pikat”. Itu adalah sebuah perumpamaan, bahwa ada banyak cara pula dalam membuat sebuah buku agar dapat menampilkan daya tarik.
MENGENALI SISI MEMIKAT SEBUAH BUKU LEWAT UNSUR-UNSUR VISUAL YANG MENYENTUH DAN MENGUTUH. Memasuki metode baru yang ditawarkan oleh Rita Dunn, seorang pelopor di bidang gaya elajar pula. Variable itu mencakup faktor-faktor fisikal, emosional, sosiologis, dan lingkungan. Ada orang yang suka belajar secara kelompok , dan ada pula yang memilih sendirian karena ebih efektif. Sebagian orang ada pula yang memerlukan iringan music, dan ada pula yang ingin di kesunyian sepi. Menurut Barbed an Swassing, modalitas yang paling mudah dikenali adalah auditori, visual, kinestik. Manusia auditori adalah orang yang belajar dengan cara mendengaran insruksi verbal atau mengingat denagn suar-suaa. Manusia visual adalah orang yang belajar dengan melihat dan mengamati tampilan-tampilan bergambar. Manusia kinestetik adalah orang yang belajar dengan menyentuh hal-hal yang hendak dipahaminya atau telibat secara fisikal dengan objek. Sebagai gambaran sederhana, kita dapat bertanya. Bukankah hanya otak kiri yang senantiasa kita latih, yang memperoleh porsi pelatihan paling banyak, di sekolah? Bukankah lingkungan kita juga miskin akan bebagai ajang untuk melatih fungsi otak kanan secara amat optimal? Bagaimana sikap kita setelah mengetahui “peta potensi diri” yang kemungkinan besar masih merupakan puncak gunung es dari gunung keseluruhan potensi diri kita yang sesungguhnya? Cynthia Ulrich Tobias, secara arif, memang berpesan kepada para pembaca agar tidak tejebak pada “peta” dan “klasifikasi” yang dibuat oleh para ahli. Manusia itu unik. Cynthia menulis sesuatu yang pantas kita cermati saat kita masing-masing, mungkin kepengin mengenali gaya belajar kita lewat tes-tes yang disediakan oleh setiap peneliti : “ Walaupun anda mendapat jumlah lebih tinggi di satu kolom, ingatlah bahwa tidak ada gaya murni. Kita semua adalah campuran dari banyak karakteristik gaya.”
MENUJU SEBUAH BUKU YANG DITULIS SECARA EMPATIK Rasa empati yang tampaknya amat perlu ditekankan pada saat sekarang ini adalah memperhatikan secara serius pembaca yang memiliki “bakat” memahami gagasan lewat gambar atau yang saya rumuskan sebagai sisi “tampilan visual”. Efektivitas adalah kunci daya tarik berikutnya sebuah buku daya pikat ini ingin sekali menampung pelbagai jenis kecerdasan manusia, terutama yang berkaitan dengan pemanduan tiga potensi : auditori (teks), visual ( gambar), kinestetik (pergerakan). atau, setidaknya , paduan anatara antara teks dan gambar yang membuat fungsi otak kanan dan otak kiri muncul secara serentak dan saling mendukung dalam memahami sebuah gagasan.

5 Daya Pikat Sebuah Buku :
1. Konstruksi gagasan pengarang
2. Kehebatan visi pengarang
3. Sosok buku yang menyerah
4. Bentuk buku yang melangit
5. Gambar yang menyentuh dan mengutuh.